XL Axiata Siap Adopsi 5G untuk Dukung Ekosistem Gim Mobile

Penyedia jaringan telekomunikasi, PT XL Axiata meterusi AXIS, menyatakan mendukung ekosistem penikmat mobile game mendapatkan hambatan transmisi (latency) yang murah. Teknologi jaringan 5G ke depannya bakal memberikan pengalaman bermain gim yang lebih baik lewat meningkatnya kesegeraan akses dan murahnya latensi.
Group Head Commercial GTM XL Axiata Rahmadi Mulyohartono mengatakan, semenjak hadirnya jaringan 4G pengembang industri gim semakin marak, tak sahaja pengembang gim internasional melainkan juga dari lokal.Ke depan, Rahmadi melanjutkan, apabila Indonesia sudah menggunakan jaringan 5G, maka pengguna gim mobile bakal mendapat pengalaman bermain gim nan lebih tidak sombong karena keburu-buruan aksesnya bagi meningkat dan tingkat latensi dalam lebih kecil.
(Baca: Operator Norwegia Tegaskan Gandeng Huawei Bangun Jaringan 5G)"Setepatnya menggunakan 4G sudah lebih daripada cukup, karena kan mobile gaming bahwa paling bermakna itu latensinya. Ke depannya, kalau lampau 5G mungkin bisa lebih bagus lagi (pengalaman) bermainnya" ujar Rahmadi saat ditemui antara Jakarta, Senin (16/12).Ia melanjutkan, lampau jaringan 5G pun dapat menghadirkan cloud gaming sekalipun bantuan game on demand bahwa melibatkan teknologi berbentuk virtual, sebagaimana virtual reality dan augmented reality. Dari segi tarif jaringan 5G, Rahmadi enggan merinci besarannya. Namun, ia mengatakan bahwa bakal ada model bisnis bahwa berseberangan akan sumber pendapatan (revenue stream) bagi perusahaan inbokstri gim mobile.
(Baca: Kembangkan 5G, Kominfo Cari Cara Atasi Hambatan di Frekuensi 3,5 Ghz)"(Revenue stream) bisa mengenai menukar senjata, level, selanjutnya lainnya. Jadi, bagi terbuka model bisnis bagi perkeaktifanan (gim mobile) bahwa sangat gede mengenai segi teknologinya doang," ujar Rahmadi. Tercatat, batas saat ini XL Axiata telah melakukan uji coba jaringan 5G seberlipat-lipat tiga kali merupakan pada 2017, 2018, selanjutnya Agustus 2019 lintas. Perkeaktifanan menggaet tiga vendor merupakan Ericsson, Huawei, selanjutnya Nokia guna mendiagnosa kebutuhan jaringan 5G tercantum.Perkeaktifanan mengusulkan ada dua jaringan frekuensi bahwa dinilai cocok untuk implementasi 5G, merupakan 3,5 GHz selanjutnya 28 GHz. "Kami demi menunggu arahan mengenai pemerintah, frekuensi mana bahwa dianggap lebih siap, itu bahwa bagi kami sasar," ujar Rahmadi.
(Baca: XL Axiata Pakai Teknologi Huawei demi Kelola Jaringan 2G sampai-sampai 5G)